BANDUNG -- Hingga saat ini, HIV-AIDS belum diketahui oleh banyak
orang. Padahal, saat ini penderita HIV/AIDS di Jawa Barat menduduki
rangking ke-3 di Indonesia.
Menurut Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi
(KPAP) Jawa Barat, Landry Kusmono, jumlah orang dengan HIV-AIDS di Jawa
Barat Berdasarkan data Dinkes Jabar hingga Juni 2015 sebanyak 19.043.
"Sedangkan untuk kasus AIDS positif 5.920 orang," ujar Landry Kusmono, kepada wartawan, Senin (7/12).
Menurut
Landry, jumlah penderita HIV-AIDS tersebut terus mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya. ODHA didominasi kalangan ibu rumah
tangga, wanita hamil, dan penyuka sesama jenis (homoseksual).
Peningkatan jumlah penderita HIV-AIDS positif di kalangan ibu rumah
tangga dan ibu hamil mencapai 20 persen.
"Di kalangan LSL (lelaki seks lelaki) itu jauh lebih tinggi mencapai 25 hingga 30 persen," katanya.
Landry
mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus berupaya melakukan
koordinasi dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat terkait dan
pihaknya swasta untuk memerangi dan menanggulangi HIV AIDS di Provinsi
Jawa Barat. Beberapa waktu lalu, pihaknya mengadakan pertemuan di Gedung
Sate Bandung. Inti dari pertemuan tersebut ialah kemitraan antara
pemerintah, swasta dan masyarakat dalam penangulangan HIV/AIDS di Jabar.
"Intinya kesepahamanan antara pemda dan masyarakat tentang HIV AIDS," katanya.
Selain
itu, kata dia, pihaknya juga mengajak peran perusahaan swasta untuk
ikut bekerja sama dalam memerangi dan penanganan HIV/AIDS di Jawa Barat
melalui program tanggung jawab sosial korporasi (Corporate social
responsibility/CSR).
Sementara menurut Wakil Gubernur Jabar,
Deddy Mizwar, masih penderita HIV/AIDS yang belum diketahui. Artinya
mereka berkeliaran di sekeliling kita.
"Maka bagaimana penyebaran HIV/AIDS, kalau kita tau mengenai itu, kita bisa menghindarinya," katanya.
Deddy
mengatakan, masyarakat harus mengetahui apa itu HIV/AIDS, bagaimana
orang menderita HIV/AIDS. Agar, semua masyarakat bisa terhindar dari
HIV/AIDS.
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mengatakan, Kasus HIV
(Human Immunodeficiency – Immune Virus), dan AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome), di Indonesia sering terjadi pada penduduk usia
produktif bahkan remaja. Saat ini, terdapat sekitar 60 juta penduduk
muda usia 15 – 24 tahun yang rentan pada kasus tersebut.
HIV
sendiri, adalah Virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia.
Sehingga kemampuan tubuh untuk melawan berbagai penyakit akan berkurang.
Sementara AIDS merupakan suatu kumpulan gejala penyakit akibat
berkurangnya kekebalan tubuh yang disebabkan HIV. Virus yang membuat
seorang dapat mati perlahan ini menular dengan media cairan tubuh, yang
ditularkan melalui darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu
(ASI).
Khawatir akan penyebaran HIV/AIDS yang beresiko sangat
tinggi ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas kesehatan
Provinsi Jawa Barat mencoba menyegarkan kembali pengetahuan masyarakat
mengenai virus HIV dan AIDS. Ini dilakukan dengan mengkampanyekan bahaya
HIV/AIDS melalui program Aku Bangga Aku Tahu (ABAT). Kampanye juga
dilakukan bersamaan dengan peringatan hari AIDS se-dunia 2015.
Sosialisasi
dan edukasi kepada masyarakat dikemas menarik. Balutan pertunjukan seni
dan budaya, jadi pemikat perhatian masyarakat untuk berkumpul di area
Car Free Day (CFD) Dago, kota Bandung.
Menurut Deddy, dengan
gerakan ABAT semua orang perlu mengetahui apa itu HIV/AIDS dan berbagai
informasi tentangnya. Sehingga dengan bekal pengetahuan tersebut,
seseorang dapat terhindar dari penyebaran virus yang belum diketahui
obatnya itu. Pada poin itu lah upaya pencegahan dilakukan.
"Saya
kira ini salah satu untuk juga bagaimana masa berkumpul, digelarkan
seni-seni yang secara emosional dekat dengan masyarakat di Jawa Barat
seperti seni tradisional," katanya.
Sehingga, kata dia,
masyarakat bisa memperoleh pengetahuan bagaimana upaya pencegahan
HIV/AIDS melalui program Aku Bangga Aku Tahu (ABAT).