Seperti biasa pada pagi yang cerah Fariha bersiap untuk berangkat
sekolah. Fariha S, gadis cantik bertubuh tinggi, sexy dan putih mulus.
Gadis berkacamata ini cukup pintar dan rajin dalam mengerjakan suatu
pekerjaan. Dia dikenal sebagai gadis nomor satu disekolahnya. Sifatnya
yang tomboy memudahkan para teman prianya untuk menikmati tubuh Fariha
dengan memandangi payudara, paha, pinggul, ketiak dan pantatnya yang
besar. Karena Fariha sangat mudah bergaul dengan anak cowok. Tinggi
Fariha sekitar 168 cm, dan beratnya 55 kg.
Fariha memang mempunyai tubuh yang paling sempurna di
sekolahnya. Dengan ukuran bra 36B, ia kadang tidak memakai bra untuk
menyangga susunya ketika bermain dengan teman-temannya. Para teman
cowoknya yang beruntung saat itu, akan dapat menikmati pemandangan yang
membuat jakun pria naik turun.
Mereka berharap bisa menjamah
kantong susu itu, dan meminum susunya. Meskipun tidak mengenakan bra,
susu Fariha yang hanya ditutupi kaos terlihat kencang dan tegak. Itu
karena Fariha rajin berolahraga, baik itu push-up, sit-up, jogging,
basket, dll. Sehingga susunya pun sangat padat dan kenyal. Tapi yang
paling menonjol adalah buah pantatnya yang besar dan luar biasa montok.
Fariha
terpilih mempunyai pantat terindah oleh teman-teman cowoknya. Disamping
itu Fariha selalu memakai rok birunya yang ketat, pantatnyapun
bergantian naik-turun ketika ia berjalan. Garis celana dalamnya tercetak
jelas di belakang roknya, menandakan betapa padat dan montoknya
pantatnya.
Selama proses belajar mengajar, para guru laki-laki
yang mengajarnya sering memperhatikan Belahan payudara Fariha yang
kadang terlihat sedikit menyembul keluar, dan roknya yang tersingkap
sehingga pahanya yang putih mulus terpampang jelas dimata gurunya.
Fariha kadang sengaja membiarkan beberapa bagian tubuhnya diamati.
Fariha
mempunyai pinggul yang lebar, pantat yang sekal dan paha yang besar dan
gempal menggairahkan. bahkan tidak jarang teman-teman cowok dikelasnya
yang nekat masturbasi dikelas ketika sedang jam pelajaran, karena tidak
tahan melihat paha atau pantat Fariha didepannya.
Fariha sangat
bersemangat disekolahnya. Ia aktif mengikuti kegiatan ekstra di
sekolahnya seperti pramuka dan paskibraka. Fariha sekolah di sebuah SMU
swasta yang terkenal dikotanya, sekarang ia kelas 3.
Pagi sekali
sekitar pukul 06. 30 dia sudah menunggu angkutan kota menuju sekolahan
nya, jarak sekolahnya tidak terlalu jauh sekitar 5 km. Apalagi nanti ada
upacara. Tiba-tiba ketika Fariha sedang asyik-asyiknya jalan sendiri
sambil baca buku pelajaran, ada seorang naik mobil menghampirinya.
"Halo Fariha kok jalan?", tanya si pengendara mobil itu yang ternyata adalah Pak Bambang guru Fisikanya.
"Lho Bapak kok jam segini sudah berangkat?" tanya Fariha spontan.
"Iya saya habis nginap di tempat saudara, takutnya telat. Kalo mo ke sekolah, ayo ikut Bapak saja" ajak Pak Bambang.
Karena
Fariha sudah kenal benar dgn yang namanya Pak Bambang. Akhirnya mau
juga nebeng Pak Bambang. Tapi Fariha nggak tahu disitulah awal bencana
bagi Fariha.
"Dik Fariha nggak keberatan khan kalau kita mampir
dulu ke rumah adik saya, soalnya saya baru ingat kalau buku laporan saya
tertinggal di sana?" Pak Bambang membuat alasan. "Iya Pak tapi cepetan
yah, biar nggak telat"
Tiba-tiba Pak Bambang mempercepat kecepatan
mobilnya dengan sangat tinggi dan arahnya ke rumah kosong di pedesaan
yang jarang terjamah orang.
Sesampainya disitu Fariha ditarik
dengan paksa masuk ke dalam rumah kosong dan disitu sudah ada Pak Wahyu,
Pak Joko yang merupakan wali kelas Fariha yang sudah lama mengamati
Fariha dan nggak ketinggalan kepala sekolah Pak Budi dan wakil kepala
sekolahnya yang namanya Pak Dono.
Mereka semua nampaknya sudah menunggu semenjak tadi.
"Halo Fariha, sudah ditunggu dari tadi lho?", seru salah seorang dari mereka.
"Apa-apaan nih? Apa yang Bapak-Bapak lakukan disini?", Fariha mulai kebingungan. Fariha menjerit karena dia mulai digerayangi.
"******* tua bangka jangan coba-coba sentuh saya".
"Diam, kamu pengin lulus nggak? Berani melawan perintah gurumu yah", kata Pak Budi selaku guru Matematika.
Fariha
mencoba melawan dengan memukuli dan menendang gurunya. Tapi Fariha
kalah setelah ia dihantam perutnya oleh Pak Joko guru olahraganya, dan
di gampar pipinya berkali-kali sampai Fariha kelenger hingga merah dan
bibirnya berdarah. Fariha meringis kesakitan.
"Nah sekarang emut
dan hisep ****** saya, ****** Pak Andi, ****** Pak Joko dan Pak Dono
yang kenceng nyedotnya, kalo nggak saya obrak-abrik rahim kamu biar
nggak bisa punya anak Mau?",
Karena ketakutan akhirnya Fariha
mengulum ****** para gurunya. Fariha menyedot penis mereka satu-persatu
dengan bibirnya yang merah dan mulutnya yang mungil, sambil tangannya
menggenggam penis para Bapak guru sambil mengocok-ngocoknya.
"Nah gitu terus yang enak ayo jangan berhenti, telen pejuhnya biar kamu tambah pinter", seru Pak Bambang.
"Mmmphh, slerrpp, mmhh" Dengan terpaksa Fariha menghisap ******-****** mereka sampe mereka semua pada orgasme.
"Edan, nih cewek nyepongnya mantep banget Fariha, lo pasti sudah sering nyepongin ****** temen-temen lo yah? haa, ha, ha, ha".
Guru
Fariha satu persatu menyemburkan sperma mereka ke dalam mulut Fariha,
dan mengalir ke tenggorokannya. Walaupun Fariha hampir muntah dia
memaksakan untuk menelan pejuh kelima orang itu. Dia masih tak percaya
dioral oleh gurunya sendiri.
Wajah Fariha mulai terlihat kelenger lagi, sepertinya ia mabuk sperma, merasakan mual pada perutnya.
Setelah
mereka puas memperkosa mulut Fariha ternyata mereka langsung
menelanjangi Fariha. Pak Dono memegang kedua tangan Fariha, Pak Budi
memelorotkan rok abu-abunya, Pak Joko merobek pakaian dan kutang Fariha.
"Nih
murid teteknya putih banget, gede lagi, putingnya coklat pasti manis
nih Wahh, kenyal sekali, lembut banget Bapak-Bapak" Pak Joko
mengomentari payudara Fariha, sambil mulai meremas-remas payudara
Fariha.
Dalam sekejap Fariha sudah dalam keadaan tanpa busana.
"Jangan pak jangan, atau saya akan melapor ke polisi", seru Fariha sambil teriak.
"Ooo,
coba saja nanti, sekarang sebaiknya kamu persiapkan diri kamu untuk
menerima pelajaran khusus" Seru Pak Budi sambil menjambak rambut Fariha.
Fariha sekarang hanya mengenakan celana dalam putih saja.
Ketika
Pak Budi hendak beraksi tiba-tiba Pak Bambang protes, "karena saya yang
dapat perek ini maka saya duluan yang memperkosanya."
Tanpa
membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Fariha menjadi tengkurap,
kedua tangannya yang ditarik kebelakang menempel dipunggung sementara
dada dan wajahnya menyentuh kasur.
Kedua tangan kasar Pak Bambang
itu kini mengusap-usap bagian pantat Fariha, dirasakan olehnya pantat
Fariha yang sekal. Sesekali tangannya menyabet pantat Fariha dengan
keras, bagai seorang Ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal
"Plak, Plak.".
"Wah sekal sekali pantat kamu Fariha, kenyal, gila
nih Don, paha murid kita satu ini gede amat. Putihnya ya ampun, banyak
bulu-bulu halusnya lagi di pahanya" ujar Pak Bambang sambil terus
mengusap-usap dan memijit-mijit pantat Fariha sambil sesekali mencabuti
bulu-bulu di paha Fariha yang putih gempal itu.
Fariha mengaduh kesakitan.
"Bakal mabuk nih kita nikmatin pantat segede gini, seperti bokong sapi aja."
"Montoknya, ya ampun, gede, kenyal lagi" sambil memijat pantat Fariha yang memerah karena tamparan tangan Pak Bambang.
Pak Dono lalu menjilati dan menggigiti bongkahan pantat si Fariha.
"Aakhh, *******, keparat, jangan sentuh pantat gue", Fariha membentak mereka.
"Plakk" sebuah tamparan sangat keras ke pipi Fariha.
"Diam kamu, pelacur pengin gue rontokin gigi putih loe", Pak Dono balas membentak.
Fariha
hanya diam pasrah, sementara tangisannya mulai terdengar. Tangisnya
terdengar semakin keras ketika tangan kanan Pak Bambang secara
perlahan-lahan mengusap kaki Fariha mulai dari betis naik terus kebagian
paha lalu mengelus-elus paha mulus putih Fariha dan akhirnya menyusup
masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.
"Jangan paak, saya mohon, saya masih perawan pakk", Fariha teriak ketakutan.
Sesampainya
dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Pak Bambang, yaitu jari
tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh
kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Fariha agak menggeliat,
dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Pak Bambang tadi
langsung menusuk lobang kemaluan Fariha.
"Egghhmm, oohh, shitt,
shitt", Fariha menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Pak
Bambang masuk kedalam liang kewanitaannya itu.
Badan Fariha pun
langsung menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, ketika Pak Bambang
memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Fariha. Nafas Fariha
terengah-engah sambil mengerang kesakitan.
Dengan tersenyum terus
dikorek-koreknyalah lobang kemaluan Fariha, sementara itu badan Fariha
menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan
rintihan-rintihan yang keluar dari mulutnya itu Pak Bambang menciumi
bibir vagina Fariha sambil sesekali memasukkan lidahnya kedalam liang
vagina Fariha, kepala Pak Bambang menghilang di bawah selangkangan
Fariha sambil kedua tangannya dari bawah meremas -remas pantat Fariha.
Sementara Pak Dono meremas payudara kanan Fariha, dan mulutnya mengulum payudara Fariha satunya lagi.
"Pak Bambang, susu murid kesayanganmu ini gurih sekali, harum lagi, kualitas nomer satu".
Pak Dono asyik menyantap payudara Fariha, yang ranum padat dan kenyal sekali.
"Ehhmmpphh, mmpphh, ouughh, sakii..iit, paa..ak".
Fariha
terus mengerang kesakitan pada kedua buah dadanya dan kenikmatan pada
kemaluannya. Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Farihapun menjadi
basah oleh cairan kewanitaannya, Pak Bambang kemudian mencabut jarinya.
Melihat
Fariha yang meronta-ronta, Pak Bambang semakin bernafsu dan dia segera
menghunjamkan penisnya ke dalam vagina Fariha yang masih perawan.
Walaupun
vagina Fariha sudah basah oleh air liur Pak Bambang dan cairan vagina
Fariha yang keluar, namun Pak Bambang masih merasakan kesulitan saat
memasukkan penisnya, karena vagina Fariha yang perawan masih sangat
sempit.
Fariha hanya dapat menangis dan berteriak kesakitan karena
keperawanannya yang telah dia jaga selama ini akan direnggut dengan
paksa seperti itu oleh gurunya sendiri. Lalu dengan ngacengnya Pak
Bambang memasukkan batang penisnya lagi.
"Auw aduh duh sshh, saakkii..iitt, pakk.. ammpuu..uunn", terdengar suara dari mulut Fariha yang terlihat kesakitan.
Dia mulai menangis sambil mendesah menikmati
Pak
Bambang yang mengaduk-aduk liang peranakannya. Terlihat jelas raut
wajah Fariha yang menahan sakit luar biasa pada selangkangannya.
Fariha sekarang lebih terdengar suara tertahan ketika penis disodok-sodokkan ke lubang memeknya.
"Huek, hek, hek aah oohh jangan, uh, duh, ampunn pakk", ternyata Fariha telah orgasme.
Sungguh
mengasyikan melihat expresi Fariha yang merem-merem sambil menggigit
bibir bawahnya. Pak Bambang terus menggenjot memek Fariha.
Menit-menitpun
berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Pak Bambang terus
menggenjot tubuh Fariha, Farihapun nampak semakin kepayahan karena
sekian lamanya Pak Bambang menggenjot tubuhnya.
Rasa pedih dan
sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah,
matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang
terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan
rintihan lemah, "Ahh, ahh, oouuhh".
Lalu Pak Bambang memposisikan
tubuh Fariha menungging. Pantat Fariha sekarang terlihat kokoh
menantang, ditopang paha panjangnya yang putih dan tegak. Pak Bambang
memasukkan kejantanannya yang berukuran 20 cm lebih itu ke vagina Fariha
hingga terbenam seluruhnya, lalu dia menariknya lagi dan dengan
tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda panjang itu ke dalam rongga
vagina Fariha hingga membuatnya tersentak kaget dan kesakitan sampai
matanya membelalak disertai teriakan panjang.
"Aaahh, Stoop, kumohon jangan".
Kedua
tangan Pak Bambang memegang pantat Fariha, sedangkan pinggulnya
bergoyang-goyang berirama. Sesekali tangan Pak Bambang mengelus-elus
pantat Fariha dan sesekali meremas payudara Fariha dari belakang.
Beberapa
menit kemudian, Pak Bambang kembali mempercepat goyangan pinggulnya,
kemudian dia menarik kedua tangan Fariha. Jadi sekarang persis seperti
menunggangi kuda lumping, kedua tangan Fariha dipegang dari belakang
sedangkan pantatnya digoyang seirama sodokan penis Pak Bambang.
Karena
tidak disangga kedua tangannya lagi, kini buah dada Fariha tergencet di
atas tikar tipis sebagai alas Fariha disetubuhi. Sedangkan wajah Fariha
menghadap keatas dengan mulut menganga mengerang kesakitan. Melihat
keadaan Fariha seperti itu, pak Bambang semakin bersemangat mengebor
liang vagina Fariha.
"Anjingg, bangsaatt, perekk, loo, Fariha ngentoott, gue entotin loo".
Pak
Bambang merancau tak jelas. Dan akhirnya Pak Bambangpun berejakulasi di
lobang kemaluan Fariha, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang
luar biasa banyaknya memenuhi rahim Fariha.
"Aa, aakkhh, oohh",
sambil mengejan Pak Bambang melolong panjang bak serigala, tubuhnya
mengeras dengan kepala menengadah keatas.
"Aoohh, oouuhh, bangsaatt, shitt, shitt".
Fariha
mengumpat sambil mendesah, tubuhnya mengejang merasakan air mani Pak
Bambang membanjiri rahimnya. Puas sudah dia menyetubuhi Fariha, rasa
puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam
seksnya, puas dalam menyetubuhi Fariha, puas dalam merobek keperawanan
Fariha dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis nomor satu di
sekolah itu.
Fariha menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba
terbelalak, dia sadar bahwa gurunya telah berejakulasi karena
dirasakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri
vaginanya.
Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi
lobang kemaluan Fariha sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan
sprei kasur. Fariha yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini
tubuhnya sudah lemah sekali.
Setelah itu Pak Andi maju untuk
mengambil giliran. Kali ini Pak Andi mengangkat kedua kaki Fariha ke
atas pundaknya, dan kemudian dengan tidak sabar dia segera menancapkan
penisnya yang sudah tegang ke dalam vagina Fariha.
Pak Andi masih
mengalami kesulitan saat memasukkan penisnya, meskipun vagina Fariha
kini sudah licin oleh sperma Pak Bambang dan juga cairan vagina Fariha.
Vagina Fariha masih sangat sempit. Kembali vagina Fariha diperkosa
secara brutal oleh Pak Andi, dan Fariha lagi-lagi hanya dapat berteriak
kesakitan.
"Bangsatt, akkhh, bajingaann, sudahh, sudahh, keparaatt"
Namun kali ini Fariha tidak berontak lagi, karena dia pikir itu hanya akan membuat gurunya semakin bernafsu saja.
Sementara
itu Pak Andi terus memompa vagina Fariha dengan cepat sambil satu
tangannya meremas-remas payudara Fariha yang bulat kenyal dan tidak lama
kemudian dia mencapai puncaknya dan mengeluarkan seluruh spermanya di
dalam vagina Fariha.
"Ooohh, makan nih pejuh gue".
Fariha
hanya dapat meringis kesakitan, tubuhnya telentang tidak berdaya di
lantai. Walaupun tangan dan kakinya sudah tidak dipegangi lagi, dan
membayangkan dirinya akan hamil karena saat ini adalah masa suburnya.
Dia dapat merasakan ada cairan hangat yang masuk ke dalam vaginanya.
Darah perawan Fariha dan sebagian sperma Pak Andi mengalir lagi keluar
dari vaginanya.
"Hmmpphh, hhmmpp, oohhkk, oughh", Fariha menjerit
dengan tubuhnya yang mengejang ketika Pak Budi mulai menanamkan batang
kemaluannya didalam lobang kemaluan Fariha.
Matanya terbelalak
menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara
Pak Budi terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang
agak sulit selain meskipun sudah dimasuki dua penis tadi, usia Fariha
juga masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit.
Akhirnya
dengan sekuat tenaganya, Pak Budi berhasil menanamkan seluruh batang
kemaluannya didalam vagina Fariha. Tubuh Fariha berguncang-guncang
disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan
dikemaluannya itu. Diapun terus memohon kepada Pak Budi agar mau
melepaskannya.
"Ahh, rasain loe, akhirnya aku bisa ngerasain jepitan memek kamu sayang", bisiknya ketelinga Fariha.
"Oouuhh, Paakk, saakiitt, Paak, ampuunn", rintih Fariha dengan suara yang megap-megap.
Jelas
Pak Budi tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya
memompakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Fariha.
"Aakkhh,
oohh, oouuhh, oohhggh", Fariha merintih-rintih, disaat tubuhnya
digenjot Oleh Pak Budi, badannyapun semakin menggeliat-geliat.
Otot-otot
dinding vaginanya kuat mengurut-urut batang kemaluan Pak Budi yang
tertanam didalamnya, karenanya Pak Budi merasa semakin nikmat. Sambil
memukuli perut Fariha dengan tangannya, berharap agar vagina Fariha
mencengkram penisnya dengan lebih erat karena lobang vagina Fariha
semakin mengendur.
Tiba-tiba Pak Budi mencabut penisnya dan dia
duduk di atas dada Fariha. Pak Budi mendempetkan kedua buah payudara
Fariha yang kecil dengan kedua tangannya dan menggosok-gosokkan penisnya
di antara celah kedua payudara Fariha, sampai akhirnya dia memuncratkan
spermanya ke arah wajah Fariha.
Fariha gelagapan karena sperma
Pak Budi mengenai bibir dan juga matanya. Setelah itu Pak Budi masih
sempat membersihkan sisa sperma yang menempel di penisnya dengan
mengoleskan penisnya ke payudara Fariha dan ke puting susunya.
Kemudian
Pak Budi menampar payudara Fariha yang kiri dan kanan berkali-kali,
sehingga payudara Fariha berwarna kemerahan dan membuat Fariha merasa
perih dan kesakitan.
Selanjutnya dua orang, Pak Joko dan Pak Dono
maju. Mereka kini menyuruh Fariha untuk mengambil posisi seperti
merangkak. Kemudian Pak Joko berlutut di belakang pantat Fariha dan
mulai mencoba memasukkan penisnya ke lubang anus Fariha yang sangat
sempit.
"Gila nih cewek, bokongnya montok banget kenyal lagi,
lihat nih Tin paha si Fariha. Gempal, gede, Putih banget. Bener kata Pak
Bambang" Kata Pak Joko.
"Ampuunn, jangan sodomi saya paakk, saya mohoonn".
Membayangkan
kesakitan yang akan dialaminya, Fariha mencoba untuk berdiri, tetapi
kepalanya dipegang oleh Pak Dono yang segera mendorong wajah Fariha ke
arah penisnya. Kini Fariha dipaksa mengulum dan menjilat penis Pak Dono.
Penis Pak Dono yang tidak terlalu besar tertelan semuanya di dalam
mulut Fariha.
Sementara itu, Pak Joko masih berusaha membesarkan
lubang anus Fariha dengan cara menusuk-nusukkan jarinya ke dalam lubang
anus Fariha.
"Akkhh, oohh, aahh, sshh, perihh, pakk"
Sesekali Pak Joko menampar pantat Fariha dengan keras, sehingga Fariha merasakan pantatnya panas.
"Gila
nih perek, bokongnya gede tapi lobangnya kecil banget" Kemudian Pak
Joko juga berusaha melicinkan lubang anus Fariha dengan cara
menjilatinya.
Fariha merasakan sensasi aneh yang tidak pernah dia
rasakan sebelumnya saat lidah Pak Joko menjilati lubang anusnya. Ia
berada dibelakang Fariha dengan posisi menghadap punggung Fariha.
Ketika
lobang dubur Fariha agak terbuka, Pak Joko menuang sebotol minyak
goreng kedalam lobang dubur Fariha. Setelah itu kembali direntangkannya
kedua kaki Fariha selebar bahu, dan, "Aaakkhh.", Fariha melolong
panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Pak
Jokol menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Fariha.
Rasa
sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan
agak susah payah kembali Pak Joko berhasil menanamkan batang kemaluannya
didalam lobang anus Fariha, meskipun baru masuk setengahnya. Setelah
itu tubuh Fariha kembali disodok-sodok, kedua tangan Pak Joko meraih
payudara Fariha serta meremas-remasnya.
Tidak lama kemudian Fariha
kembali menjerit kesakitan. Rupanya anusnya sudah jebol oleh penis Pak
Joko yang berhasil masuk seluruhnya dengan paksa. Kini Pak Joko
memperkosa anus Fariha perlahan-lahan, karena lubang anus Fariha masih
sangat sempit dan kering.
Ketika Pak Joko menarik penisnya, mulut
dubur Fariha ikut tertarik sehingga terlihat monyong keluar. Lalu Pak
Joko menyodokkan lagi penisnya, sehingga kini dubur pantat Fariha
mengempot.
"Aaakkhh, ouughh, sakii..iitt, pak, periihh, akuu, nggakk.. kuatt, pakk, periihh, sakiitt".
Fariha
menjerit keras sekali, ia baru saja merasakan rasa sakit yang
teramat-sangat yang pernah dirasakannya. Pak Joko merasakan kesakitan
sekaligus kenikmatan yang luar biasa saat penisnya dijepit oleh anus
Fariha.
Pak Joko merasa penisnya lecet didalam pantat Fariha.
Kenikmatan yang terus-menerus dirasakannya ketika menunggangi pantat
Fariha. Tak terbayang bagaimana wajah orang tua Fariha, jika menyaksikan
persetubuhan yang tidak manusiawi yang dialami putrinya. Anak perempuan
yang mereka rawat dengan kasih sayang hingga remaja dan dibiayai,
sekarang tubuhnya sedang menungging telanjang bulat, pantatnya disodomi
oleh gurunya sendiri.
Seperempat jam lamanya Pak Joko menyodomi Fariha, waktu yang lama bagi Fariha yang semakin tersiksa itu.
"Eegghh, aakkhh, oohh".
Dengan
mata merem-melek serta tubuh tersodok-sodok, Fariha merintih-rintih,
sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Pak
Joko. Saat Fariha berteriak, kembali Pak Dono mendorong penisnya ke
dalam mulut Fariha, sehingga kini Fariha hanya dapat mengeluarkan suara
erangan yang tertahan, karena mulutnya penuh oleh penis Pak Dono. Tubuh
Fariha terdorong ke depan dan ke belakang mengikuti gerakan penis di
anus dan mulutnya.
Kedua payudara Fariha yang menggantung dengan
indah bergoyang-goyang karena gerakan tubuhnya diremas-remas dengan
brutal oleh Pak Joko. Fariha berteriak-teriak kesakitan.
"Aakkhh, oohh, oouhh, aammp, uunn, pakk"
Keadaan
ini terus berlangsung sampai akhirnya Pak Joko dan Pak Dono mencapai
klimaks hampir secara bersamaan. Pak Joko yang sudah tidak tahan karena
seret dan panasnya dubur Fariha menyemburkan spermanya di dalam anus
Fariha, Fariha merasakan perih pada rongga duburnya yang lecet tersiram
sperma Pak Joko. Dan Pak Dono menyemburkan spermanya di dalam mulut
Fariha. Fariha terpaksa menelan semua sperma Pak Dono agar dia dapat
tetap bernafas.
Fariha hampir muntah merasakan sperma itu masuk ke
dalam kerongkongannya, namun tidak dapat karena penis Pak Dono masih
berada di dalam mulutnya. Fariha membiarkan saja penis Pak Dono berada
di dalam mulutnya untuk beberapa saat sampai Pak Dono menarik keluar
penisnya dari mulut Fariha. Sebagian sisi sperma Pak Dono yang tidak
tertelan meluber keluar bercampur dengan air liur Fariha.
Kemudian
Pak Dono memaksa Fariha untuk membersihkan penisnya dari sperma dengan
cara menjilatinya. Pak Joko juga masih membiarkan penisnya di dalam anus
Fariha dan sesekali masih menggerak-gerakkan penisnya di dalam anus
Fariha, mencoba untuk merasakan kenikmatan yang lebih banyak. Fariha
dapat merasakan kehangatan sperma di dalam lubang anusnya yang secara
perlahan mengalir keluar dari lubang anusnya. Perih yang luar biasa
dirasakan lobang pantat Fariha yang lecet-lecet.
Setelah Pak Joko
mencabut penisnya dari anus Fariha, lalu Pak Dion mengambil kursi dan
duduk di atasnya. Dia menarik Fariha mendekati dan mengangkat tubuh
Fariha lalu memposisikan mengangkangi penisnya menghadap dirinya. Pak
Dion kemudian mengarahkan penisnya ke vagina Fariha, dan kemudian
memaksa Fariha untuk duduk di atas pangkuannya, sehingga seluruh penis
Pak Dion langsung masuk ke dalam vagina Fariha.
"Aohh, oouuhh, sakii..itt, udahh, Paak, ngiluu paakk", Fariha mengerang kesakitan.
Setelah
itu, Fariha dipaksa bergerak naik turun, sementara Pak Dion meremas dan
menjilati kedua payudara dan puting susu Fariha. Sesekali Pak Dion
menyuruh Fariha untuk menghentikan gerakannya untuk menahan orgasmenya.
Pak Dion dapat merasakan vagina Fariha berdenyut-denyut seperti memijat
penisnya, dan dia juga dapat merasakan kehangatan vagina Fariha yang
sudah basah.
Pak Dion masih belum puas. Dia memiringkan tubuh
Fariha lalu mengangkat kaki kanan Fariha ke bahunya dan mulai
menyodok-nyodokan penisnya di liang kemaluan Fariha. Fariha menahan
sakit bercampur nikmat itu dengan menggigit bibirnya sendiri hingga
berdarah, wajahnya yang sudah penuh air mata dan memar bekas tamparan
itu tidak membuat iba gurunya itu. Pak Dion tanpa kenal ampun
berkali-kali menghujamkan senjatanya dengan sepenuh tenaga.
Temannya
yang gendut itu juga menjilati payudara Fariha yang bergoyang-goyang
akibat irama pinggul Pak Dion, lidahnya bermain-main di ujung putingnya
yang sudah sangat keras. Pak Dion tidak dapat bertahan lama, karena dia
sudah sangat terangsang sebelumnya ketika melihat Fariha diperkosa oleh
para rekannya, sehingga dia langsung memuncratkan spermanya ke dalam
vagina Fariha.
Fariha kembali merasakan kehangatan yang mengalir di dalam vaginanya.
Selanjutnya,
Pak Gatot yang mengambil giliran untuk memperkosa Fariha. Dia menarik
Fariha dari pangkuan Pak Dion, kemudian dia sendiri tidur telentang di
lantai. Fariha disuruh untuk berlutut dengan kaki mengangkang di atas
penis Pak Gatot. Kemudian secara kasar Pak Gatot menarik pantat Fariha
turun, sehingga vagina Fariha langsung terhunjam oleh penis Pak Gatot
yang sudah berdiri keras.
"Akkhh, aakkhh, oogghh,". teriakan memilukan keluar dari mulut Fariha.
Penis
Pak Gatot, yang jauh lebih besar daripada penis-penis sebelumnya
meskipun tubuhnya pendek yang memasuki vagina Fariha, masuk semuanya ke
dalam vagina Fariha, membuat Fariha kembali merasakan kesakitan karena
ada benda keras yang masuk jauh ke dalam vaginanya. Fariha merasa
vaginanya dikoyak-koyak oleh penis Pak Gatot.
Pak Gatot memaksa
Fariha untuk terus menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga penis
Pak Gatot dapat bergerak keluar masuk vagina Fariha dengan leluasa.
Kedua Payudara Fariha besar menggantung bebas, naik turun seirama
tubuhnya.
Kemudian Pak Gatot menjepit kedua puting susu Fariha dan
menariknya ke arah dadanya, sehingga kini payudara Fariha berhimpit
dengan dada Pak Gatot. Pak Gatot benar-benar terangsang saat merasakan
kedua payudara Fariha yang kenyal dan hangat menempel rapat ke dadanya.
Melihat posisi seperti itu, Pak Joko melepas ikat pinggangnya dan mulai
mencambuk punggung dan bongkahan pantat Fariha beberapa kali.
"Akkhh, aakhh, damn, shitt", Fariha kembali merasakan perih luar biasa pada punggung, pantat, dan pahanya.
Cambukan Pak Joko sangat keras sehingga membuat garis lurus merah di kulit punggung pantat, dan paha Fariha.
Walaupun
cambukan itu tidak terlalu keras, namun Fariha tetap merasakan perih
dan panas di punggung dan pantatnya, sehingga dia berhenti menggerakkan
pinggulnya. Merasakan bahwa gerakan Fariha terhenti, Pak Gatot marah.
Kemudian
dia mencengkeram kedua belah pantat Fariha dengan tangannya, dan
memaksanya bergerak naik turun sampai akhirnya Fariha menggerakkan
sendiri pantatnya naik turun secara refleks. Pak Gatot mencengkram
pinggul Fariha, lalu membuat goyangan memutar sehingga ia merasakan
sensasi luar biasa dengan goyangan mengebor Fariha itu.
"Oohh, sshh, shh", Pak Gatot mendesah kenikmatan, sambil merasakan pantat Fariha yang empuk basah menduduki selangkanganya.
Ketika
Pak Gatot hampir mencapai klimaks, dia memeluk Fariha dan berguling,
sehingga posisi mereka kini bertukar, Fariha tidur di bawah dan Pak
Gatot di atasnya. Sambil mencium bibir Fariha dengan sangat bernafsu dan
meremas payudara Fariha, Pak Gatot terus menggenjot vagina Fariha.
Tidak
lama kemudian gerakan Pak Gatot terhenti. Pak Gatot mencabut penisnya
keluar dari vagina Fariha dan segera menyemprotkan spermanya di sekitar
bibir vagina Fariha. Kemudian dia menarik tangan kanan Fariha dan
memaksa Fariha untuk meratakan sperma yang ada di sekitar vaginanya
dengan tangannya sendiri.
Setelah itu Pak Heru, guru kimianya maju
mengambil giliran memperkosa vagina Fariha. Ia mengangkat kedua kaki
Fariha dan menyandarkannya diatas bahunya, Pak Heru menempelkan kepala
penisnya di mulut vagina Fariha. Dengan kasar Pak Heru menyodokkan
Penisnya dengan keras kedalam liang peranakan Fariha. Lalu ia mulai
menggenjotnya. Hampir sepuluh menit Pak Heru memompa vagina Fariha
dengan kasar, membuat vagina Fariha semakin terasa licin dan longgar.
Sebelum
mencapai puncaknya, Pak Heru mencabut penisnya dari vagina Fariha dan
memaksa Fariha untuk membuka mulutnya lebar-lebar untuk menampung
spermanya. Setelah itu, Pak Heru memaksa Fariha untuk berkumur dengan
spermanya dan kemudian menelannya. Semua orang disitu tertawa senang
melihat itu, sementara Fariha menahan jijik dan rasa malu yang luar
biasa karena diperlakukan dengan hina seperti itu. Kini wajah Fariha
terlihat mBLenger oleh sperma milik Pak Heru.
Semua posisi yang
mungkin dibayangkan dalam hubungan seks sudah dipraktekkan oleh para
Guru Fariha terhadap tubuh Fariha. Kali ini Fariha tidak kuat lagi
menahan orgasmenya yang ke 20, dan dia mengalami orgasme hebat, namun
tidak sehebat yang pertama. Cairan Vaginanya sudah mulai habis. Rongga
vaginanya mulai mengering, karena cairan vaginanya sudah hampir habis
dkeluarkan.
Fariha merasakan sakit luar biasa pada rongga
vaginanya. Ditambah penis para gurunya yang tak henti-hentinya menyodok
dan menggesek rongga vaginanya yang kering, sehingga membuat rongga
vaginanya lecet dan sobek. Hanya darah dari luka di rongga vaginanya lah
yang membasahi daging kemaluannya dan burung yang tengah bersarang
didalamnya.
Setelah delapan gurunya selesai memperkosa dirinya
untuk kesekian kalinya, Fariha akhirnya pingsan karena kecapaian dan
karena kesakitan yang menyerang seluruh tubuhnya terutama di vagina,
anus dan juga kedua buah payudaranya. Fariha telah diperkosa secara
habis-habisan selama empat jam lebih oleh gurunya sendiri. Dan semua
kejadian itu direkam oleh Pak Bambang.
lebih-lebih ketika posisi kedua tangan Fariha yang terikat digantung keatas. Pak Andi menjilati dan menciumi ketik Fariha.
"Mmuuahh, ketek lo montok banget sih, rasanya asin tapi gurih dan baunya haruumm"
Liur
pak Andi membasahi ketiak Fariha. Fariha kembali disetubuhi dari 2 arah
tentu saja lubang anus dan vaginanya. Fariha kini hanya bisa menggigit
bibir sambil kakinya menendang-nendang ke segala arah, sambil sesekali
seperti orang mengejan.
"Ouughh, arrkhh, ouhh, udah paa..ak perih, sakiitt, ouughh, aa, akh"
Fariha
terus berontak seperti orang kesetanan. Karena dubur Fariha mulai
mengering, Pak Andi kembali membasahi dubur Fariha dan batang penisnya
sendiri dengan minyak goreng agar licin. Pak Andi menyodomi Fariha untuk
ke 4 kalinya. Dilanjutkan dengan Pak Joko lagi, yang senang sekali main
sodomi. Apalagi dapat pantat semontok pantat Fariha, ia semakin
bernafsu menghancurkan anus Fariha (Anal Destruction).
Kemudian
mereka kembali menelentangkan Fariha di lantai, lalu mereka maju semua
mencari bagian-bagian tubuh Fariha yang bisa di gunakan untuk memuaskan
penis mereka. Pak Joko memasukkan penisnya ke dalam mulut Fariha, dan
memaksa mengulumnya.
Pak Bambang menyarangkan Penisnya ke dalam
memek Fariha yang berdarah-darah. Pak Andi melesakkan penisnya yang
super besar dan panjang itu ke dalam lobang pantat Fariha yang sudah
hancur. Pak Gatot menjepitkan penisnya di antara belahan payudara
Fariha, kemudian menggosok-gosoknya sambil memelintir dan menarik puting
susu Fariha yang coklat mungil dan membengkak.
Pak Dono menaruh
penisnya di tengah-tengah ketiak kanan Fariha yang gemuk putih dengan
beberapa helai rambutnya, lalu menjepitnya dan memaju mundurkan penisnya
di dalam jepitan ketiak Fariha. Sedangkan Pak Budi melakukan hal yang
sama seperti yang dilakukan Pak Dono dengan Menjepitkan penisnya ke
ketiak Fariha yang sebelah kiri.
Sedangkan Pak Heru Meraih tangan
kanan Fariha, kemudian memaksa tangannya mencengkram penisnya lalu
membantu tangan Fariha untuk mengocoknya. Yang terakhir yaitu Pak Dion,
melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Pak Heru dengan
tangan Kiri Fariha.
Akhirnya Fariha yang sudah tidak kuatpun
pingsan, dengan Vagina dan anusnya yang dalam keadaan rusak parah, dan
terus mengeluarkan darah, sisa sperma, dan sisa cairan vagina dan
duburnya. Kedua payudaranya bengkak memerah dan lecet-lecet, puting
susunya yang coklat mungil sobek.
Darah dan sperma berceceran
dimana-mana. Sudah puas para guru tersebut, mereka membersihkan diri
lalu meninggalkan tubuh Fariha yang bugil dan berlepotan darah dan
sperma dalam keadaan pingsan.
Setelah para guru Fariha pergi,
muncullah beberapa siswa pria di sekolah Fariha yang diam-diam mengikuti
gurunya. Ketika menemui tubuh Fariha yang pingsan dalam keadaan
telanjang bulat. Mereka mulai memperkosa tubuh Fariha yang masih tidak
sadar. Satu diantara mereka menelepon teman-temannya di sekolah.
Sekitar
20 menit kemudian datanglah sekitar 40 siswa laki-laki di sekolah
Fariha. Lalu mereka mulai menikmati tubuh Fariha secara bergantian
ataupun bersama-sama. Ketika sadar, Fariha hanya bisa teriak dan
memohon, ia tidak punya cukup tenaga untuk melawan. Ia hanya bisa
menyaksikan dirinya diperkosa oleh teman-temannya sendiri.
Teman-temannya yang sudah lama bermimpi bisa menyetubuhi Fariha,
akhirnya tercapai juga.
Setelah puas semua, mereka meninggalkan
tubuh Fariha yang pingsan lagi untuk kesekian kalinya itu. Liang
vaginanya sudah menganga sangat lebar, merah membengkak, dan sudah tidak
berbentuk lagi. Dengan darah segar yang terus mengalir dari lobang
vaginanya.
Lobang duburnya pun sudah sangat lebar dengan keadaan
rusak parah dengan bentuk berantakan, dengan darah, sperma dan cairan
kekuningan yang keluar terus menerus dari liang duburnya. Dan dari
sela-sela bibirnya mengalir sperma dan air liur dari dalam mulutnya.
Wajahnya tetap cantik dengan masih mengenakan kacamata selama ia
diperkosa. Tetapi menampakkan penderitaan yang begitu berat.
Karena
merasa kasihan, beberapa temannya mengantarkan Fariha ke kostnya.
Fariha selalu merasakan perih dan rasa sakit yang teramat sangat ketika
ia harus buang air kecil. Karena liang pengeluaran air seninya masih
bengkak dan agak tertutup lipatan daging mulut vaginanya yang sobek. Dan
juga ketika buang air besar, karena lobang duburnya membuka sangat
lebar dan belum mau menutup kembali. Jadi setiap saat, anusnya
mengeluarkan kotorannya tanpa Fariha sadari.
Setelah peristiwa
tersebut, Fariha terus mengunci diri dalam kamar dan diam membisu ketika
ditanyai oleh teman ataupun keluarganya. Beberapa hari kemudian Fariha
pulang ke asalnya, dan tinggal dengan ortunya.
Fariha mengalami
shock berat, dan tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Sementara para guru
yang memperkosa Fariha, bebas beraktivitas karena Fariha tidak berani
memberi kesaksian. Fariha terperangkap dalam trauma perkosaan itu untuk
selama hidupnya. Sedangkan para guru yang memperkosanya masih sibuk
mencari mangsa siswinya yang lain.